“Yang terbaik di antara kamu adalah mereka yang membawa manfaat terbesar bagi banyak orang.”
Secara sadar manusia adalah makhluk individu dan makhluk social, yang diantara ciri tersebut manusia individu sebagai makhluk yang mengetahui karakternya yang unik dengan segala pemenuhan pengetahuan yang dimiliki, sedangkan manusia social yang menganggap dirinya sebagai manusia yang membutuhkan orang dalam berinteraksi dan berkehidupan, sehingga ia dapat diketahui keberadaanya dan bentuknya.
Sebagai wujud apapun manusia akan menjadi dampak bagi manusia yang lain, entah baik ataupun buruk semua itu tergantung seberapa banyak pengetahuan yang dimiliki sehingga mampu menjadi representasi insan kamil dalam kebermanfaatannya hidup bermasyarakat.
Sebagai manusia social yang selalu membutuhkan kebersamaan dalam hidupnya untuk saling mengasihi dan saling memberi manfaat, ini sangat penting diketahui sehingga atas rasa kemanusiaan nya akan memberi dampak yang baik bagi orang lain.
Kesadaran yang dimilki ini bahwa hidup itu memerlukan orang lain menjadi sangat penting guna untuk mengetahui manusia itu lemah dan harus membutuhkan orang lain dalam melengkapi kehidupannya. Dengan begitu tidak ada rasa atas ke akuan dalam hidup yang dijalaninya. Kemampuan yang dimilki tidak hanya untuk dirasakan sendiri namun juga menjadi kebutuhan orang lain.
Secara sadar interaksi dengan manusia lainnya adalah bentuk atas kesadarannya sebagai makhluk social untuk memenuhi kebutuhannya, dengan begitu semua akan terpenuhi dan tercapai apa yang diinginkan.
Pemenuhan dalam hidup bermasyarakat sebagai wujud menjalankan perintahnya untuk saling membantu, saling tolong menolong kepada sesama, karena ini menjadi bagian dari kebaikan yang harus dilakukan dalam rangka menciptakan keberlangsungan hidup bermasyarakat yang lebih baik
Keinginan manusia untuk memenuhi kebutuhannya dalam hidup tidak ada keterbatasan yang ingin dilakukannya bahkan semuanya saling berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik, bahkan menjadi yang terkaya.
Semua itu tidak terlepas dari sifat yang dimiliki manusia, sifat tamak, yang selalu kurang atas keinginannya dan ingin selalu memenuhinya. Jika sifat tersebut tidak dibarengi dengan sifat qonaah maka akan berdampak pada manusia sekelilingnya.
Tidak perlu memberi, buat apa ngasih orang jika orang lain tidak mau berusaha seperti kita?
Pertanyaan ini membuat dirinya lupa bahwa pentingnya sebagai manusia yang hidup mampu berempati mengetahui setiap kondisi yang orang lain rasakan. Dengan begitu kesadaran sebagai manusia social akan memberinya rasa sayang pada yang lain.
Pemenuhan pengetahuan dalam menyisihkan atas kerja yang kita lakukan adalah sebentuk kesadaran dalam membersihkan hati dari rasa kepemilikan atas jeripayah sendiri, ini sangat penting untuk disadari bahwa selain menunaikan salah satu rukun islam juga sebagai bentuk membantu dan menolong umat Islam yang saling membutuhkan dan saling tolong menolong.
Dengan begitu berzakat memiliki peran penting dalam membantu meringankan atas beban yang dialami orang lain.
Zakat, sedekah, dan infaq merupakan elemen penting dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat.
Baik yang memberi, maupun yang menerima akan menerima buah dari apa yang sudah mereka tanam.
Namun, tidak semua masyarakat paham akan makna pentingnya zakat dan sedekah. Minimnya ilmu serta kurangnya edukasi membuat masyarakat merasa berat untuk menunaikan zakat dan bersedekah.
Justru kebiasaan bersedekah malah diamalkan oleh non muslim atau orang yang tak paham agama sama sekali. Dengan dalih membuang kesialan, dan menghindari kebangkrutan.
Telah dijelaskan berbagai macam fadilah zakat dan bersedekah. Ketika kaum non muslim mengamalkan tentu akan semakin bertambah pundi-pundi kekayaan mereka.
Andaikan kaum muslim yang mengamalkannya tentu hal itu akan menambah keberkahan dan kelancaran rezeki mereka, karena telah menunaikan hak-hak Allah, yakni menyisihkan 2,5% dari penghasilannya.
Namun sayangnya, hal itu tak mampu meyakinkan sebagian kaum muslim. Justru mereka membuat steatmen bahwa orang muslim memang terlahir hidup susah, dengan merujuk kepada kehidupan sehari-hari nabi Muhammad SAW.
Padahal jika ditelaah lebih jeli, sebenarnya nabi Muhammad adalah sosok yang kaya raya. Dari keluarga terpandang, memiliki istri saudagar kaya. Hanya saja beliau memilih hidup dengan sederhana.
Jika diteliti lagi, kekayaan negara-negara Arab sekarang tidak ada yang menandingi bahkan oleh negara adidaya sekelas Amerika sekali pun.
Pergerakan dollar yang menjadi nilai tukar internasional pun dipengaruhi oleh harga minyak dari Timur Tengah. Bukankah mayoritas negara Timur Tengah adalah orang muslim? Mereka kaya raya dan tak tertandingi.
Bisnis-bisnis besar di Eropa sekarang juga dikuasai oleh sultan Timur Tengah. Seperti perusahaan, bandara, bahkan klub sepakbola terkenal di dunia.
Siapa bilang orang muslim itu selalu miskin? Prespektif itu mungkin hanya ada di Indonesia, terjadi karena minimnya ilmu dan edukasi, akibat kemalasan belajar.
Sepenting itu zakat dan bersedekah, baik yang memberi akan bertambah rezekinya dan yang menerima akan termotivasi untuk bangkit dari keterpurukan.
Sebagai seorang hamba, kita diberikan amanah untuk beribadah kepadanya. Bentuk ibadah lain yang Allah perintahkan adalah muamalah sebagaimana kita diberikan akal, hati dan tenaga, untuk dapat mencari ilmu sebanyak-banyaknya.
Karena sebanyak-banyaknya ilmu bisa menghasilkan uang, dan sebanyak-banyaknya uang akan habis jika tidak memiliki ilmu.
Sehingga atas apa yang kita lakukan sebagai manusia mulai dari memperbanyak pengetahuan ilmu agama sudah meliputi pengetahuan duniawi. Baik dalam berfikir, berperilaku dan bertindak.
Pendidikan merupakan kebutuhan manusia dalam mencapai taraf kehidupan yang lebih baik, dengan begitu manusia dapat memberikan stimulus pada keinginannya untuk melakukan sesuatu.
Harus disadari bahwa kesadaran itu muncul atas dasar ilmu pengetahuan yang dimilki. Seperti menyisihkan 2,5 % nya rezeki untuk orang lain.
Zakat, infak, shodaqoh memiliki ketentuan masing-masing dalam pelaksanaannya,sehingga tidak menjadi persoalan untuk mengeluarkannya.
Dan LAZISNU sepertinya menjadi lembaga yang siap membantu.
Ketentuan-ketentuan yang mungkin manjadi tercapainya zakat tidak menghilangkan rasa kemanusiaan yang kita miliki, jika belum sampai pada taraf zakat, masih ada pemberian dengan niat infak atau shodaqoh. Ini menjadi penting untuk tetap belajar dalam menyisihkan rezeki yang kita punya.
Maka dalam hal ini adanya program zakat, infaq dan shodaqoh ZIS yang disalurkan akan memberikan keberlangsungan dalam pemberdayaan umat, hal ini sangat penting adanya pengarahan untuk memberikan edukasi yang tepat melalui program-program pada lembaga yang menginput soal zakat sehingga dapat tersalurkan secara tepat dan maslahah.
Lembaga LazizNU sabagai tempat pengelolaan zakat, infaq, dan sedekah. Terbukti kredibel, mendistribusikan kepada setiap umat yang membutuhkan sehingga dapat dirasakan secara nyata oleh khalayak khususnya mustahik.
Penyaluran ini sangat dibutuhkan kepada setiap mustahik tidak hanya pada keperluan kehidupan sehari-hari, tapi juga pada pemberdayaan yang dapat membuat masyarakat berkembang. Melalui pertumbuhan ekonomi dengan pendirian UMKM dan usaha-usaha lain. Memberikan kesadaran secara kolektif guna untuk melanjutkan kehidupan yang lebih maju.
Lembaga sendiri harus selalu memonitoring setiap perkembangan pada program yang diberikan, dalam hal ini keterkaitan yang diberikan akan manjadi tanggung jawab bersama, relevansinya akan membuat masyarakat akan semakin sadar pentingnya hidup saling mendukung.
Maka penting sekali pengarahan dalam pemberdayaan dengan memanfaatkan teknologi hari ini, karena dengan begitu masyarakat juga merasakan langsung perubahan yang terjadi pada dirinya.
Pengurus LazisNu juga diharapkan paham hukum-hukum zakat, sedekah, dan infaq. Agar semua amal kebaikan diterima di sisi Allah SWT, dan mendapatkan ganjarannya masing-masing.